Connect with us

Internasional

Pavel Durov, Pendiri Telegram, Ditangkap di Bandara Bourget Perancis

Published

on

Pavel Durov, pendiri Telegram. Gambar : Instagram/@durov

MPN Indonesia - Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi pesan instan Telegram, dilaporkan ditangkap di Bandara Bourget, Perancis, pada Sabtu malam, (24/8).

Penangkapan ini terjadi setelah Durov tiba menggunakan jet pribadi dari Azerbaijan.

Surat Perintah Penangkapan Dikeluarkan Otoritas Perancis

Menurut laporan dari TF1 TV dan BFM TV yang mengutip sumber anonim, penangkapan Durov dilakukan berdasarkan surat perintah yang diterbitkan oleh pihak berwenang Perancis.

Surat perintah tersebut merupakan bagian dari penyelidikan awal yang dilakukan oleh otoritas setempat.

Meskipun alasan spesifik dari surat perintah ini belum sepenuhnya terungkap, beberapa laporan menunjukkan bahwa penangkapan ini mungkin berkaitan dengan masalah moderasi konten di platform Telegram.

Sejak didirikan pada tahun 2013, Telegram telah berkembang pesat dan menjadi salah satu platform pesan populer di dunia.

Aplikasi ini menjadi sangat populer di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet.

Namun, popularitas Telegram juga membawa perhatian lebih besar dari berbagai otoritas di seluruh dunia, termasuk Perancis, yang kini sedang menyelidiki potensi penggunaan aplikasi ini untuk aktivitas kriminal.

Penyelidikan atas Moderasi Konten di Telegram

Laporan dari TF1 menunjukkan bahwa penangkapan Durov berhubungan dengan dugaan kurangnya moderasi konten di Telegram.

Beberapa pihak menuduh bahwa platform tersebut memungkinkan penyebaran konten ilegal dan berbahaya tanpa adanya pengawasan yang memadai.

Polisi Perancis tengah menyelidiki apakah Telegram telah digunakan untuk menyebarkan aktivitas kriminal atau konten yang dianggap merugikan.

Telegram, meskipun menjadi sangat populer dan banyak digunakan, sering kali dikritik oleh beberapa pemerintah karena sifatnya yang sulit dimoderasi.

Baca Juga:  Bocah di India Tewas usai Dioperasi Dokter yang Belajar Tutorial dari Youtube

Aplikasi ini dikenal memiliki fitur enkripsi ujung-ke-ujung yang kuat, yang membuat komunikasi di dalam platform tersebut sangat aman dan pribadi.

Fitur ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak aktivis dan organisasi menggunakan Telegram, tetapi juga memicu kekhawatiran bahwa aplikasi tersebut dapat disalahgunakan oleh kelompok-kelompok kriminal.

Hingga saat ini, Telegram belum memberikan tanggapan resmi atas permintaan komentar terkait penangkapan Durov.

Namun, sikap perusahaan selama ini selalu menekankan bahwa mereka berkomitmen untuk menjaga privasi penggunanya.

Durov Klaim Tekanan dari Berbagai Pemerintah

Dalam beberapa pernyataan sebelumnya, Pavel Durov telah mengklaim bahwa dirinya dan perusahaannya kerap menghadapi tekanan dari berbagai pemerintah di dunia.

Durov menekankan bahwa Telegram berusaha menjaga netralitas platformnya dan tidak ingin terlibat dalam konflik geopolitik.

“Kami berusaha menjaga Telegram sebagai ruang yang aman dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik,” ujar Durov.

Pada tahun 2014, ia meninggalkan Rusia setelah menolak permintaan pemerintah Rusia untuk menutup kelompok oposisi di platform media sosial VKontakte (VK), yang sebelumnya dimilikinya.

Setelah kejadian tersebut, Durov menetap di Dubai dan memfokuskan perhatiannya pada pengembangan Telegram, yang kini menjadi platform global.

Reaksi Publik dan Pemerintah Rusia

Penangkapan Pavel Durov ini memicu reaksi keras, terutama dari kalangan politisi dan masyarakat Rusia.

Mikhail Ulyanov, seorang politisi Rusia, menuduh Perancis bertindak otoriter dengan menangkap Durov.

“Beberapa orang masih tidak memahami bahaya yang mereka hadapi jika mereka terlibat dalam ruang informasi internasional yang semakin totaliter,” ungkap Ulyanov, melalui akun media sosial X.

passion for media and technology. With experience in SEO writing and shares insights on the latest trends and developments in the digital world.

Trending