Internasional
Anak SMA yang Bunuh Diri di Jepang, Menimpa Seorang Wanita hingga Tewas
Dua nyawa melayang dalam sebuah insiden tragis yang terjadi di Yokohama, Jepang, pada Sabtu malam (31/9). Simak beritanya di sini!
MPN Indonesia - Dua nyawa melayang dalam sebuah insiden tragis yang terjadi di Yokohama, Jepang, pada Sabtu malam (31/9).
Mulanya, seorang gadis remaja berusia 17 tahun diduga sengaja melakukan aksi bunuh diri dengan melompat dari lantai atas pusat perbelanjaan yang sedang ramai pengunjung.
Namun, secara tidak terduga menimpa seorang wanita berusia 32 tahun yang kebetulan berada di bawah lokasi jatuhnya remaja tersebut.
Wanita berusia 32 tahun tersebut sedang keluar bersama teman-temannya ketika insiden itu terjadi.
Akhirnya, kedua wanita itu meninggal di tempat kejadian akibat luka parah.
Identitas keduanya belum dirilis secara resmi oleh pihak berwenang, dan hingga kini, motif di balik aksi bunuh diri sang remaja masih belum jelas.
Angka Kasus Bunuh Diri Remaja Jepang Sangat Tinggi
Kasus bunuh diri di kalangan anak muda di Jepang telah menjadi perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun lalu saja, tercatat 513 kasus bunuh diri di antara anak-anak di bawah usia 18 tahun.
Tingginya angka bunuh diri di kalangan remaja ini berhubungan dengan tekanan sosial yang dihadapi di sekolah maupun dalam lingkup keluarga.
Masalah seperti perundungan di sekolah dan konflik pribadi dengan teman sering kali menjadi pemicu utama yang mendorong remaja untuk mengakhiri hidup mereka.
Anak-anak yang enggan kembali ke sekolah, sering disebut sebagai futoko, kerap kali dihadapkan dengan situasi sulit di rumah atau di sekolah.
Futoko adalah istilah yang digunakan di Jepang untuk merujuk pada siswa yang menolak untuk menghadiri sekolah karena alasan pribadi, termasuk tekanan psikologis dan perundungan.
Penyebab Maraknya Kasus Bunuh Diri di Kalangan Remaja Jepang
Kementerian Pendidikan Jepang telah melakukan berbagai survei untuk mengidentifikasi penyebab meningkatnya kasus futoko dan bunuh diri di kalangan anak muda.
Survei tersebut menemukan bahwa masalah dalam hubungan keluarga serta hubungan sosial yang kurang baik dengan teman sebaya merupakan faktor utama yang menyebabkan anak-anak memilih untuk menghindari sekolah.
Selain itu, perundungan di sekolah juga dianggap sebagai faktor signifikan yang mempengaruhi kesehatan mental siswa.
Hal ini mendorong mereka untuk menarik diri dari kehidupan sosial, bahkan dalam beberapa kasus, mengarah pada tindakan bunuh diri.
Untuk mengatasi masalah ini, otoritas Jepang telah meningkatkan upaya mereka dalam beberapa tahun terakhir dengan melibatkan berbagai organisasi media guna menyebarkan kesadaran mengenai tantangan yang dihadapi oleh para siswa.
Kampanye ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat mengenai tekanan yang dirasakan oleh anak-anak, terutama di lingkungan pendidikan dan keluarga.
-
Gadget1 month ago
Pecinta iPhone Merapat! Begini Cara Ikut Pre-Order iPhone 16
-
Berita2 months ago
Pria di Aceh Tenggara Bunuh Istri karena Sering Live TikTok
-
Internasional2 months ago
Wanita Pelari di Malaysia Berlumuran Darah usai Diserang Berang-Berang
-
Viral1 month ago
Tulis Surat Terbuka ke Jokowi, Ibu Korban Pencabulan oleh DPRD Singkawang: Pelaku Terlalu Kuat & Berkuasa
-
Berita2 months ago
Pertamax Masuk Kategori BBM Kotor Seperti Pertalite
-
Viral1 month ago
Caleg DPRD Singkawang yang Diduga Pelaku Pencabulan Resmi Dilantik Jadi Anggota DPRD
-
Olahraga1 month ago
Erick Thohir Bakal Datangkan Presiden FIFA ke Indonesia pada Oktober 2024.
-
Entertainment1 month ago
Lolly Dijemput Paksa Nikita Mirzani, Bawa Polisi dan dr. Oky Pratama