Connect with us

Berita

Cerita Kuswanto yang Menolak Diangkat sebagai Kepsek oleh Jokowi Usai Mengabdi selama 30 Tahun

Kisah inspiratif Kuswanto, guru dari daerah terpencil Sulawesi Tengah yang menolak jabatan kepala sekolah demi dedikasi kepada siswa.

Published

on

Cerita Kuswanto yang Menolak Diangkat sebagai Kepsek oleh Jokowi Usai Mengabdi selama 30 Tahun. Gambar : DOK. Tayangan Sapa GTK Kemendikdasmen

MPN Indonesia - Kuswanto, seorang guru dari Sulawesi Tengah, menjadi perhatian nasional setelah menolak tawaran menjadi kepala sekolah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada peringatan Hari Guru Nasional 2023 di Jakarta.

Perayaan Hari Guru Nasional 2023

Acara puncak Hari Guru Nasional 2023 menjadi momen istimewa bagi Kuswanto.

Dalam kegiatan yang disiarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kuswanto berbagi kisah perjuangannya sebagai guru penggerak di SD Negeri Kayumpia, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

“Saya ini guru di daerah terpencil, tempat yang sulit jaringan,” ungkap Kuswanto.

Ia bahkan harus memanjat pohon untuk mendapatkan sinyal internet, yang membuatnya dijuluki “manusia pohon” oleh rekan-rekannya.

Presiden Jokowi, yang hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi kepada Kuswanto.

“Pak Menteri, Kepala Sekolah,” kepada Menteri Pendidikan, Nadiem Anwar Makarim.

Pernyataan ini mendapat tepuk tangan meriah dari hadirin, mayoritas adalah guru dari berbagai daerah.

Penolakan Tawaran Menjadi Kepala Sekolah

Meski telah mengabdi sejak 1993, Kuswanto memilih menolak tawaran menjadi kepala sekolah, bahkan ketika Bupati Sigi juga menawarkan posisi pengawas sekolah.

Ia merasa tanggung jawab tersebut bukan amanat yang bisa ia jalankan dengan optimal.

“Saya ini lebih bermanfaat di tempat saya sekarang,” kata Kuswanto.

Keputusan ini didasari keyakinan bahwa perannya sebagai guru memberikan dampak langsung yang lebih signifikan kepada siswa di daerah yang minim akses pendidikan.

Tantangan Mengajar di Daerah 3T

Mengajar di wilayah 3T membawa berbagai tantangan bagi Kuswanto, termasuk kondisi geografis yang sulit, akses internet yang terbatas, dan minimnya fasilitas pendidikan.

Baca Juga:  Begal di Bandung Barat Bawa Kabur Motor dan Ponsel, Korban Diacungkan Celurit

Lokasi sekolahnya berada di ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut, menambah kompleksitas tugas sehari-harinya.

Sebagai peserta Program Guru Penggerak Angkatan ke-7, Kuswanto terus menunjukkan dedikasi luar biasa untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil.

Ia percaya bahwa pengabdian langsung di lapangan adalah bentuk pelayanan terbaik sebagai seorang guru.

passion for media and technology. With experience in SEO writing and shares insights on the latest trends and developments in the digital world.

Trending