Malaysia Diterjang Banjir, 80 Orang Mengungsi dan 4 Orang Dikabarkan Tewas

MPN Indonesia - Malaysia diterjang banjir yang menyebabkan empat orang meninggal dunia dan memaksa lebih dari 80.000 warga mengungsi.

Bencana alam ini terjadi akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah negara tersebut sepanjang pekan ini.

Sebanyak 80.000 Orang Dievakuasi

Menurut laporan Pusat Komando Bencana Nasional Malaysia yang dirilis pada Jumat (29/11), sebanyak 80.589 orang telah dievakuasi ke 467 tempat penampungan sementara.

Banjir melanda tujuh negara bagian, dengan Kelantan dan Terengganu menjadi daerah yang paling terdampak.

Operasi penyelamatan terus dilakukan, terutama di Kelantan yang mencatat korban jiwa dan kerusakan paling besar.

Jumlah Korban Jiwa

Pejabat penanggulangan bencana melaporkan adanya empat korban jiwa akibat banjir ini. Kasus kematian terjadi di Kelantan, Terengganu, dan Sarawak.

Rincian lebih lanjut mengenai penyebab kematian belum diungkapkan.

Tim pencarian dan penyelamatan dikerahkan untuk membantu warga terdampak, dengan prioritas di wilayah berisiko tinggi.

Prediksi Hujan Lebat yang Akan Berlanjut

Departemen Meteorologi Malaysia memprediksi hujan lebat yang sudah berlangsung beberapa hari terakhir akan berlanjut hingga Sabtu (30/11).

Fenomena ini merupakan dampak dari musim monsun timur laut yang rutin terjadi di Malaysia pada November hingga Maret.

Curah hujan tinggi meningkatkan risiko banjir, terutama di daerah dataran rendah.

Potensi Lebih Parah dari Banjir 2014

Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, menyatakan banjir kali ini berpotensi lebih parah dibandingkan peristiwa pada tahun 2014, ketika sekitar 118.000 orang mengungsi.

Pernyataan ini menekankan pentingnya penanganan cepat terhadap bencana alam yang melanda Malaysia, yang memiliki populasi lebih dari 34 juta jiwa.

Bencana Tahunan Akibat Monsun

Banjir adalah bencana tahunan di Malaysia, terutama selama musim monsun timur laut.

Curah hujan tinggi yang dibawa angin monsun sering kali menyebabkan sungai meluap dan menggenangi permukiman.

Meskipun masyarakat sudah terbiasa menghadapi fenomena ini, skala dan intensitas banjir yang semakin besar menuntut langkah mitigasi yang lebih efektif.