Internasional
AS Tuduh Korut Kirim Ribuan Tentara ke Rusia untuk Perang di Ukraina
AS menuduh Korea Utara mengirim 10.000 tentara ke Rusia untuk mendukung konflik Ukraina.
MPN Indonesia - Amerika Serikat (AS) menuduh Korea Utara mengirim sekitar 10.000 tentara ke Rusia guna mendukung perang melawan Ukraina.
Tuduhan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran negara-negara Barat atas hubungan militer antara Rusia dan Korea Utara dalam konflik Ukraina yang terus berlangsung.
Pengiriman Tentara Korea Utara ke Rusia
Kementerian Pertahanan AS, Pentagon, melaporkan bahwa Korea Utara telah mengirim ribuan tentara ke Rusia, baik untuk pelatihan maupun keterlibatan langsung dalam pertempuran.
Juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, menyatakan bahwa sebagian tentara Korea Utara telah bergerak menuju perbatasan Ukraina.
Meski Pentagon tidak memberikan angka pasti terkait jumlah yang dikirim ke Ukraina, informasi ini menunjukkan adanya peningkatan kehadiran militer Korea Utara di wilayah tersebut.
Sebelumnya, AS menyebut Korea Utara telah mengirim 3.000 tentara ke Rusia untuk pelatihan militer.
Namun, data terbaru menunjukkan jumlah tersebut melonjak hingga mencapai 10.000 personel, sebagian di antaranya dilaporkan mendekati perbatasan Ukraina.
Dalam konferensi pers pada Senin (28/10), Sabrina Singh mengungkapkan kekhawatiran bahwa Rusia mungkin akan memanfaatkan tentara Korea Utara ini dalam pertempuran atau sebagai dukungan operasional melawan pasukan Ukraina di Oblast Kursk, wilayah yang berbatasan langsung dengan Ukraina.
Tanggapan Internasional
Pengiriman tentara Korea Utara ke Rusia memicu kecaman dari berbagai negara, termasuk Korea Selatan dan Jepang.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mengecam keras langkah Korea Utara ini, menyebutnya sebagai tindakan provokatif yang mengancam keamanan global.
Dalam pernyataannya pada Jumat (25/10), Yoon menegaskan bahwa jika Korea Utara terus mendukung Rusia, Korea Selatan mungkin akan mempertimbangkan pengiriman bantuan militer, termasuk senjata, ke Ukraina.
Jepang juga menyatakan kekhawatiran. Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengatakan bahwa pemerintah Jepang mengawasi situasi ini dengan serius, terutama terkait kemungkinan keterlibatan tentara Korea Utara dalam agresi Rusia terhadap Ukraina.
Hayashi memperingatkan bahwa pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia dapat memperburuk situasi keamanan di kawasan Asia dan mengancam stabilitas regional.
Kemitraan Militer Rusia dan Korea Utara
Kekhawatiran internasional semakin meningkat setelah Rusia dan Korea Utara menandatangani perjanjian pertahanan pada September lalu.
Pakta yang disebut sebagai kemitraan strategis komprehensif ini mencakup klausul pertahanan bersama, yang berarti kedua negara akan saling mendukung jika terjadi serangan terhadap salah satu pihak.
Perjanjian ini memperkuat kerja sama militer antara kedua negara, yang oleh beberapa pengamat dipandang sebagai respons terhadap tekanan Barat, terutama terkait pasokan senjata ke Ukraina.
AS dan sekutunya khawatir bahwa kemitraan militer antara Rusia dan Korea Utara akan memperkuat posisi Rusia dalam konflik Ukraina.
Rusia berharap perjanjian ini bisa menghalangi Barat dalam memberikan bantuan militer lebih lanjut kepada Ukraina, termasuk pengiriman senjata.
-
Gadget2 months ago
Pecinta iPhone Merapat! Begini Cara Ikut Pre-Order iPhone 16
-
Berita3 months ago
Pria di Aceh Tenggara Bunuh Istri karena Sering Live TikTok
-
Internasional3 months ago
Wanita Pelari di Malaysia Berlumuran Darah usai Diserang Berang-Berang
-
Berita3 months ago
Pertamax Masuk Kategori BBM Kotor Seperti Pertalite
-
Olahraga2 months ago
Erick Thohir Bakal Datangkan Presiden FIFA ke Indonesia pada Oktober 2024.
-
Viral2 months ago
Tulis Surat Terbuka ke Jokowi, Ibu Korban Pencabulan oleh DPRD Singkawang: Pelaku Terlalu Kuat & Berkuasa
-
Viral2 months ago
Caleg DPRD Singkawang yang Diduga Pelaku Pencabulan Resmi Dilantik Jadi Anggota DPRD
-
Entertainment3 months ago
Lolly Dijemput Paksa Nikita Mirzani, Bawa Polisi dan dr. Oky Pratama