Connect with us

Kesehatan

Barantin Pastikan Anggur Muscat di Indonesia Aman Dikonsumsi

Barantin memastikan anggur Shine Muscat yang beredar di Indonesia aman dikonsumsi setelah melalui pemeriksaan ketat terkait residu pestisida.

Published

on

Barantin Pastikan Anggur Muscat di Indonesia Aman Dikonsumsi. Gambar : Ann/Disway Group

MPN Indonesia - Badan Karantina Indonesia (Barantin) memastikan bahwa anggur Shine Muscat yang beredar di Indonesia aman dikonsumsi.

Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, menyatakan bahwa semua produk pangan impor, termasuk buah-buahan, telah melalui pemeriksaan ketat untuk memastikan keamanan pangan di Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan dalam inspeksi lokasi pemeriksaan karantina di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (29/10).

Proses Pemeriksaan Ketat di Pelabuhan

Dalam rangka menjamin keamanan konsumsi anggur Muscat dan produk impor lainnya, Barantin melaksanakan serangkaian pemeriksaan rutin yang mencakup pemindaian dengan x-ray serta pengujian laboratorium pada sampel buah.

Sahat menjelaskan bahwa pemeriksaan tersebut dilakukan untuk memastikan setiap produk memenuhi standar yang berlaku di Indonesia.

“Semua yang masuk ke Indonesia kami jamin aman dari segi keamanan pangan. Saya pastikan seluruh komoditas telah diperiksa secara rutin, termasuk produk buah,” jelas Sahat pada Rabu (30/10).

Barantin juga memverifikasi dokumen kesehatan dari negara asal, termasuk hasil uji laboratorium, sebelum produk diperbolehkan beredar di Indonesia.

Pemeriksaan Pencemaran dan Residual Pestisida

Sebagai bagian dari pengawasan keamanan, Barantin melakukan pengecekan bulanan terhadap potensi pencemaran, seperti residu pestisida dan logam berat, pada anggur Muscat yang beredar di pasar Indonesia.

Proses ini meliputi pemantauan terhadap serangga, bakteri, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) lainnya yang berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat.

Sahat menekankan bahwa produk yang tidak memenuhi standar keamanan atau mengandung zat berbahaya akan dimusnahkan.

“Rata-rata hasil pemeriksaan sesuai harapan, bebas dari OPTK dan pencemar lainnya,” tutur Sahat.

Baca Juga:  Abrasi Gigi: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ia menambahkan bahwa anggur Muscat yang masuk ke Indonesia sejauh ini tidak menunjukkan kandungan zat kimia berbahaya.

Tindak Lanjut dari Bapanas

Terkait dengan laporan temuan residu pestisida di Thailand, Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebagai Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) juga melakukan investigasi lebih lanjut terhadap anggur Muscat yang beredar di Indonesia.

Bapanas menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen untuk menjamin keamanan produk pangan segar di Indonesia.

“Langkah ini adalah bagian dari komitmen kita untuk memastikan pangan segar yang beredar di Indonesia aman dikonsumsi,” ujar perwakilan Bapanas, Rabu (30/10).

Imbauan Kesehatan dari Kemenkes

Sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Aji Muhawarman, memberikan panduan untuk mengurangi risiko residu pestisida pada buah.

Aji menyarankan agar buah-buahan dicuci dengan air mengalir atau direndam dalam larutan garam atau cuka untuk menghilangkan residu pestisida yang mungkin masih menempel.

“Buah atau sayur juga dapat direndam dalam larutan garam atau cuka untuk mengurangi residu pestisida,” jelas Aji Selasa (29/10).

Selain itu, ia menyarankan masyarakat untuk mempertimbangkan konsumsi buah organik yang bebas pestisida atau memilih buah-buahan yang dapat dikupas.

Aji juga mengingatkan bahwa setiap jenis pestisida memiliki risiko kesehatan yang berbeda tergantung pada kandungan kimia, tingkat residu, dan durasi paparan.

Kontaminasi pestisida secara berlebihan dalam jangka panjang dapat berdampak pada sistem endokrin, hati, dan ginjal.

Latar Belakang Temuan di Thailand

Sebelumnya, organisasi Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN), Dewan Konsumen Thailand (TCC), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand mengungkapkan adanya residu pestisida pada 23 dari 24 sampel anggur Muscat impor dari China.

Baca Juga:  Pengertian Abrasi Kornea, Gejala dan Cara Penanganannya

Temuan ini melaporkan adanya senyawa berbahaya, seperti chlorpyrifos dan endrin aldehyde, yang dilarang karena dampak kesehatan yang serius.

Selain itu, ditemukan juga senyawa lain seperti triasulfuron, cyflumetofen, dan spirotetramat yang menimbulkan kekhawatiran di Thailand.

Trending